Kamis, 14 Oktober 2010

Karakteristik dan Spesifikasi Satelit LANDSAT (Bagian-3)

Karakteristik hasil pengembangan sensor TM menjadi ETM+ pada Landsat-7, dijelaskan pada Tabel 3. berikut ini :

Tabel 3.  Karakteristik Saluran pada Landsat ETM+



Saluran
Panjang Gelombang (µm)
Resolusi Spasial (meter)
A p l i k a s i
1
0,45 – 0,52
30 x 30
Untuk pemetaan perairan pantai, pembedaan tanah dan vegetasi, analisis tanah dan air, dan pembedaan tumbuhan berdaun lebar dan konifer.
2
0,52 – 0,60
30 x 30
Untuk inventarisasi vegetasi dan penilaian kesuburan.
3
0,63 – 0,69
30 x 30
Untuk pemisahan kelas vegetasi dan memperkuat kontras antara penampakan vegetasi dan non-vegetasi.
4
0,76 – 0,90
30 x 30
Untuk deteksi akumulasi biomassa vegetasi, identifikasi jenis tanaman, dan memudahkan pembedaan tanah dan tanaman, serta lahan dan air.
5
1,55 – 1,75
30 x 30
Untuk menunjukkan kandungan air pada tanaman, kondisi kelembaban tanah dan berguna untuk membedakan awan dengan salju.
6
10,40 – 12,50
60 x 60
Untuk analisis vegetasi stress, pembedaan kelembaban tanah, klasifikasi vegetasi, analisis gangguan vegetasi, dan pemetaan suhu.
7
2,09 – 2,35
30 x 30
Untuk pemetaan formasi geologi dan pemetaan hidrotermal.
8
0,50 – 0,90
15 x 15
Untuk peningkatan resolusi spasial.
Sumber : Humaidi (2005)



5.1)    High Resolution Multispectral  Stereo Imager (HRMSI)
Sensor HRMSI (High Resolution Multispectral Stereo Imager) direncanakan akan dibawa oleh satelit Landsat-7.  Sensor ini diharapkan memiliki kemampuan yang sama dengan sensor pushbroom scanner pada satelit SPOT (Systeme Probatoire l’ Observation de la Tere) milik Perancis.   Sensor jenis ini didesain untuk dapat mengambil data ETM+ dari berbagai arah untuk mendapatkan data tiga dimensi (stereo data).  Sensor ini juga didesain juga untuk pengambilan data ulang suatu wilayah stereo dengan selang waktu paling lama tiga hari.  Kemudian resolusi spasial dari data ETM+ didesain  juga untuk data pankromatik dengan resolusi spasial 5 meter, dan data multispektral (ETM saluran 1 sampai 4) sebesar 10 meter.

5.2)   Kerusakan Scan Line Corrector (SLC) pada Landsat-7
Sebagai catatan penting dari sistem satelit Landsat-7 yaitu bahwa pada akhir Mei 2003 sistem ini telah mengalami kerusakan pada SLC (Scan Line Corrector).  USGS (United States Geological Survey) sebagai operator daripada satelit Landsat-7 telah berupaya keras untuk dapat memperbaikinya namun tidak berhasil, bahkan kerusakan tersebut selanjutnya dinyatakan sebagai kerusakan yang  permanen.  Namun demikian, USGS masih tetap mengoperasikan satelit Landsat-7 ini untuk merekam seluruh wilayah permukaan bumi.  Sejak kerusakan itu, maka seluruh data Landsat-7 hasil rekaman paska kerusakan disebut sebagai data Landsat SLC-Off, sedangkan data hasil rekaman sebelum kerusakan disebut sebagai data Landsat SLC-On.
Sebagai akibat daripada kerusakan yang terjadi, maka pada setiap data Landsat SLC-Off  terdapat Gap atau bagian yang terlewatkan oleh sapuan sensor sebesar 22%.  Artinya bahwa pada setiap scene data yang dihasilkan satelit tersebut kehilangan informasi sebesar 7.529,5 km2 dari luas liputan Landsat-7 yang seharusnya sebelum kerusakan SLC yakni 34.225 km2 (185 km x 185 km).  Untuk memperbaiki Gap tersebut dapat dilakukan dengan cara memosaik data Landsat SLC-Off dengan satu atau lebih data SLC-Off atau SLC-On sehingga menghasilkan satu data mosaik yang memuat informasi dari beberapa tanggal perolehan.  Keadaan ini juga banyak menimbulkan masalah dari sisi keakuratan data yang diinginakan.  Oleh karena itu maka banyak pengguna (user) yang beralih ke data citra dari satelit lainnya.







DAFTAR PUSTAKA

Ackermann, University of Stuttgart, Digital Photogrammetry : Challenge and Potential, Photogrammetric Engineering and Remote Sensing, PE&RS, June 1996.

Barry Wellar, Prof., Department of Geography, Univ. of Ottawa, Geomatics Education and Training, 1995-2000 ; Trends, Issues, Opportunities and Challenges, Geomatica, Vol. 49, No.3, 1995, pp.336-340

Hartati Soenarmo Sri, 2004.  Penginderaan Jarak Jauh dan Pengenalan Sistem Informasi Geografis. Penerbit ITB-Bandung.

Howard John, A. 1991.  Penginderaan Jauh Untuk Sumberdaya Hutan.  Gadjah Mada University Press. Yogjakarta.

Lillesand, T.M and R.W. Kiefer, 1979.  Remote Sensing and Image Interpretation, John Wiley and Sons.  New York.

Mazerall, Reorganization of Geomatics Canada, Geomatica, Vol. 49, No.2, 1995, pp.232-233. Peter Paul, National Atlas Information Service, Canada Center for Mapping, Geomatics Canada, Geomatics Canada and the World Wide Web (WWW), Geomatica, Vol. 49, No.1, 1995.

Purwadhi, F. Sri Hardiyanti. Interpretasi Citra Digital. Penerbit. PT. Grasindo, Jakarta.

Sutanto. 1994.  Penginderaan Jauh. Jilid 2. Gadjah Mada University Press.
 


1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...